Rabu, Mei 25, 2016

Kisah Lagu Di Doa Ibuku Namaku Disebut

Judul Asli : “My Name in   Mother’s Prayer”

Teks  : Peter Philip Bilhorn (1865-1936)
Musik     :   E.M. Herndon
Alih bahasa : E. L. Pohan

1. Di waktu ’ku masih kecil, Gembira dan Senang
 Tiada duka kukenal, tak kunjung mengerang
Di sore hari yang sepi, Ibuku Bertelut
Sujud berdoa, kudengar namaku disebut

Reff:
Di doa ibuku, namaku disebut.
Di doa ibu kudengar ada namaku disebut.

2. Seringlah ini ’ku kenang di masa yang berat
Di kala hidup mendesak, dan nyaris ’ku sesat
 Melintas gambar ibuku sewaktu bertelut
Kembali sayup kudengar, namaku disebut

3.Jalan sendiri ’ku tempuh, tak ingin mendengar
Teguran Tuhan yang lembut, supaya ’ku sedar
Tatkala tampaklah jelas hidupku kemelut,
Doa ibuku terdengar, namaku disebut

4. Sekarang dia telah pergi ke rumah yang senang
namun kasihnya padaku selalu kukenang
Kelak di sana kami pun bersama bertelut
Memuji Tuhan Yang Dengar Namaku Disebut

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yakobus 5:16)

Lagu ”Namaku Disebut” dikatakan sebagai lagu yang sangat baik dalam menggambarkan betapa besarnya kasih Ibu, perhatian ibu. Banyak org yg bersaksi bhw lagu ini tlh menyadarkan kita akn kasih Ibu. Di Indonesia lagu ini dipopulerkan oleh Nikita, yg dulu sempat menjadi hits di berbagai tempat, sekitar tahun 1995an. Lagu ini tercipta dari sebuah kisah menarik pengarang syairnyanya: Peter P. Bilhorn. Musiknya ditulis oleh E. M. Herndon yg kemudian diarransemen oleh Peter P. Bilhorn sendiri.

Peter adalah seorang anak lelaki yg ketika baru berumur tiga tahun ditinggal ayahnya meninggal saat terjadi perang saudara di Amerika. Dia hanya tinggal bersama ibunya dan saudara lelakinya di suatu rumah yang sederhana di sebuah desa yang tidak begitu ramai. Peter pada umur 8 tahun harus meninggalkan sekolahnya karena harus membantu ibunya menghidupi keluarga, serta pada umur 15 tahun mereka harus pindah ke Chicago. Di sana dia dan adik laki-lakinya jadi tukang gerobak. Layaknya sebagai seorang anak, pasti ada kenakalan-kenakalan yang pernah dia lakukan, bahkan mungkin sampai melukai hati Ibunya.

Pada suatu malam yang sangat larut serta sepi, Peter pulang ke rumah, dia melewati pintu kamar ibunya. Peter mendengar sebuah suara, suara yang dia tidak pernah dengar sebelumnya. Dia mndapati ibunya di kamar tidur, sdg bertelut. Ibunya berdoa berurai air mata. Ibunya menutup mata, melipat tangan, dan berdoa, itulah yang terlihat oleh Peter. Peter mungkin tidak pernah menyadari betapa Ibunya ternyata sangat sering mendoakan dia. Dengan jelas Peter dapat menangkap satu kalimat yang sungguh menggetarkan hati "Tuhan Lindungi Peter dalam perjalanannya pulang ke Rumah ….. Peter….. Ajari Peter…. …Peter…dan Peter… dan Peter.. Ydan Peter".

Singkatnya, Begitu banyak nama Peter disebut. Dalam keseharian, Peter memang sering sekali melihat ibu berdoa, namun Peter tak pernah mencoba untuk mau mengetahui apa yang didoakan Ibu. Sampai tibalah hari itu di mana Peter tahu, betapa ibu ternyata selama ini sangat banyak mendoakan dia. Ibunya sangat mengasihi Peter dan adik-adiknya, sehingga ibunya selalu membawakan Peter kepada Tuhan, agar mereka tidak menderita.

Tanpa disadari lagi, napas Peter mulai terasa sesak, dia tak sanggup lagi untuk menahan laju buliran air mata yang ingin keluar, dia tak sanggup menyaksikan itu lebih lama lagi. Peter dengan sambil terisak dan menangis pergi ke kamarnya tetap sambil berurai air mata.
Hari itu Peter benar-benar menyadari betapa sebenarnya ibunya sangat mengasihi dia, meski dia tak pernah menyadari hal itu. Peter mengerti sekali bahwa doa itu adalah gambaran betapa ibunya sangat berharap kelak dia menjadi orang yang baik dan ibunya juga berharap agar Tuhan memakai Peter di ladang Tuhan.

Tahun demi tahun pun berlalu, setelah tengah malam  yang sepi itu. Ternyata benar doa Ibunya didengarkan oleh Tuhan. Peter dipakai oleh Tuhan untuk menyanyi. Peter memang memiliki suara yang sangat indah dan akhirnya dia mendedikasikan hidupnya untuk Tuhan dengan menyanyi dan memimpin paduan suara dalam kebaktian-kebaktian kebangunan rohani bersama Billy Sunday, seorang pengkhotbah terkemuka saat itu. Pada tahun 1900, Peter berkunjung ke London dan memimpin paduan suara yang terdiri atas 4000 orang di Crystal-Palace dan diundang oleh Ratu Victoria untuk menyanyi di istana Buckingham.

Peter telah mengarang lebih dari 2000 lagu rohani, dan salah satunya adalah lagu ”Namaku Disebut” yang diciptakannya dengan judul asli "My Mother’s Prayer". Lagu yang merupakan rekaman dari kisah perjalanan iman kehidupan Peter.

(Mohon maaf tidak menyebutkan sumber artikel ini. Sumber asli tidak diketahui karena dapat kiriman artikel dr WA. Semoga menjadi berkat)

Harta Pendeta Tidak Kena Pajak

Harta Pendeta Tidak Kena Pajak

Ada cerita menarik ttg kekayaan tidak kena pajak

Suatu hari datanglah pegawai pajak ke rumah seorg pendeta utk menghitung pajak yg hrs dibayarnya.

"Apa yg kau miliki ?", tanya pegawai pajak. "Oh, aku sangat kaya," jawab pendeta itu.

"Tolong daftarkan kekayaanmu, kata si pegawai pajak. Pendeta itu menjawab, "Pak ini kekayaan saya"..:

1. Saya mempunyai Hidup yg KEKAL (Yoh.3:16).
                             
2. Saya mempunyai rmh di SURGA (Yoh.14:2)

3. Saya mempunyai DAMAI SEJAHTERA yg melampaui segala akal (Filipi 4:7)                                    
 4. Saya mempunyai SUKACITA yg tdk Terkatakan. (1 Pet.1:8)

5. Saya mempunyai KASIH ILAHI yg tdk berkesudahan. (1 Kor.1:8)

6. Saya mempunyai anak2 yg MANIS dan TAAT (Kel.20:12).
           
7. Saya mempunyai Isteri yang Cakap (Ams.31:10)

8. Saya mempunyai teman2 yg BAIK & Suka Menolong (Ams.18:24).

9. Saya mempunyai nyanyian di malam hari - nyanyian Sukacita di kala duka  (Mzm.42:9)

10. Saya mempunyai Mahkota Kehidupan (Yak.1:12)

Pegawai pajak menutup bukunya sambil berkata, "Benar, Bpk sungguh org kaya, tp semua kekayaan Anda tidak kena pajak.
Gbu!