Jumat, Januari 13, 2023

 ðŸ•Š️🇮🇩🕊️🇮🇩🕊️🇮🇩🕊️🇮🇩🕊️🇮🇩🕊️


RENUNGAN HARIAN

Jumat, 13 Januari 2023


*“Bolehkah kita mengadakan ucapan syukur 3 hari, 7 hari, 40 hari, 1000 hari untuk keluarga kita yang sudah meninggal???”*


Oops…!!! Kalau begitu pertanyaannya, jawaban dan penjelasannya dowo alias panjang boss! He he he!


Tapi.. kalau pertanyaannya:

Pak pendeta, untuk mengenang keluarga kami yang sudah meninggal, bolehkah kami  mengadakan syukuran? Nah kalau itu pertanyaannya maka jawabnya singkat: Boleh!


So, jadi jawaban yang pertama “tidak boleh” gitu?


Nah… pintarrr.. kelihatannya om sudah tahu jawabnya ya…? 


Tapi supaya tidak menimbulkan kegaduhan di jagad per-WA-an maka ijinkan saya menjelaskannya. Okay?


Kalau Saudara bertanya “bolehkah kita  mengadakan syukuran/ ucapan syukur? Maka jawabannya pasti boleh. Mengapa boleh? Sebab ada tertulis di dalam 1 Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.


Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa:

1. Mengucap syukur tidak dibatasi dengan segala keadaan yang kita alami.

2. Mengucap syukur adalah sikap yang dikehendaki Tuhan


Senang/susah, kaya/miskin, berhasil/ gagal maka kita orang Kristen harus selalu mengucap syukur! Nggak boleh mengeluh, apalagi marah sama Tuhan! Atau menjelek-jelekan saya… nggak usah! Napa? Emang saya udah jelek koq! Ha ha ha! Just guyon tante..!


Kalau syukuran memperingati 3, 7, 40, 100 atau 1000 hari yang sudah meninggal?


Jawaban singkatnya: Tidak Boleh!. 


Pasti pertanyannya “kenapa nggak boleh?”… katanya harus mengucap syukur?


Sabar om.. sabar… jangan sewot gitu donk!


Tidak boleh, sebab mengucap syukur yang dikaitkan dengan hari-hari yang diyakini berhubungan dengan kepercayaan terhadap hal-hal tahayul/ tidak sesuai, bahkan bertentangan dengan firman Tuhan itu dosa! 


Tradisi peringatan 3, 7, 40, 100, 1000 hari dst… bukanlah tradisi kristiani. Dalam masyarakat Jawa, tradisi perhitungan hari seperti itu ada maknanya atau ada kepercayaannya sendiri. Misalnya ada kepercayaan bahwa arwah masih berada di sekitar rumah, karena itu harus didoakan (dislameti) agar tidak menjadi arwah penasaran dan diterima di sisi tuhan. Sedangkan iman Kristen percaya bahwa orang yang sudah meninggal ada tinggal bersama TUHAN! (Yoh. 14:1-3)


Tuhan Yesus bersabda kepada orang yang disalibkan dengan-Nya: Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Lukas 23:43). Itu artinya orang yang meninggal hari itu juga langsung bersama Tuhan, tidak gentayangan! 


Ingat: tidak ada orang yang percaya Tuhan Yesus mati maka rohnya gentayangan atau jadi arwah penasaran! Apalagi jadi pocong, itu sangat tidak mungkin.. la wong dikuburnya saja pake peti koq! Ha ha ha…!


Ada tertulis: Janganlah kamu hidup menurut kebiasaan bangsa yang akan Kuhalau dari depanmu: karena semuanya itu telah dilakukan mereka, sehingga Aku muak melihat mereka. (Imamat 20:23).



Jika bapak/ibu mau mengucap syukur atau syukuran… syukuran saja tapi jangan dipas-paskan dengan hari-hari yang mempercayai sesuatu yang bertentangan dengan firman Tuhan! Okay?


Pertanyaan untuk direnungkan: 

1. Setelah tahu kebenaran firman Tuhan, sikap apakah yang akan Saudara lakukan?

2. Manakah yang akan Saudara percaya: Firman Tuhan atau apa kata orang?


Doa:

Tuhan ajarlah aku hidup sesuai dengan ajaran firman-Mu agar aku  hidup benar dan memuliakan Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin!


(Pdt. Yanto Parmenas IZ)


🕊️🇮🇩🕊️🇮🇩🕊️🇮🇩🕊️🇮🇩🕊️🇮🇩🕊️